FILOSOFI TUJUAN HIDUP MANUSIA
FILOSOFI TUJUAN HIDUP
Setiap manusia didunia ini pasti ingin bahagia. Tidak ada
satupun manusia yang ingin menderita, karena bahagia merupakan fitrah yang
sangat penting bagi manusia. Bisa dilihat di lingkungan masyarakat kita
sekarang. Misalnya Ada yang ingin menjadi orang sukses, seperti dokter yang
kaya, pengusaha yang kaya, milyader, pejabat Negara yang uangnya banyak dsb.
Tetapi ada diantara mereka yang justru meninggalkan seluruh kenikmatan dunia,
seperti uang, jabatan, mobil banyak, rumah mewah, hanya demi kenikmatan
akhirat. Paradigma semacam ini sangatlah banyak beredar dimasyarakat-masyarakat
sekarang. Nah, masalahnya jika menimbang dampak yang terjadi jika kita memilih
diantara kedua konsep hidup tadi, yang terjadi justru bukan kita malah bahagia,
tapi justru kehancuran yang datang. Jika kita coba menerapkan konsep kehidupan
yang pertama, justru yang terjadi adalah terciptanya masyarakat yang
individualis, matrealis, tidak memperdulikan orang lain, serakah, mengambil
kekayaan alam hanya untuk dinikmati dirinya sendiri, memakan uang rakyat dsb.
Bukannya malah meciptakan kondisi social masyarakat yang harmonis, tetapi malah
masyarakat yang tamak dan sangat jauh dari kata bahagia kalau seumpama dalam
satu Negara semua masyarakatnya seperti itu. Jika kita menerapkan konsep tujuan
hidup yang kedua, justru yang tercipta bukannya masyakat yang harmonis juga, tetapi
justru yang terjadi adalah terciptanya masyarakat yang jumud, tidak mengenal
iptek, mudah dibohongi oleh bangsa lain. Lantas konsep manakah yang pantas
dijadikan sebagai tujuan hidup?? Ataukah dengan memperoleh kekayaan
sebanyak-banyaknya?? Jabatan setinggi-tingginya?? Uang banyak?? Mobil banyak??
Atau justru memilih meninggalkan seluruh aspek kehidupan dunia, demi mendapat
kebahagiaan akhirat?? Yang ternyata ketika kita menerapkan konsep tersebut,
kita menjadi jumud, tidak kenal ilmu pengetahuan, mudah dibohongi oleh bangsa
lain?? Mungkin ini adalah masalah yang sensitive bagi sebagian orang khususnya
remaja. Karena jika kita salah dalam memilih tujuan hidup, bisa dipastikan
hidupkita akan gagal. Juga dikarenakan kondisi psikis remaja yang masih labil
dan sedang mencari jati diri. Kembali ke topic awal, Menurut saya disinilah
letak perbedaannya orang yang bertuhan dan tidak. Orang yang bertuhan itu wajib
hukumnya untuk selalu menstandartkan seluruh kosep hidupnya kepada orientasi
tuhan menciptakan manusia. Karena tidak mungkin tuhan menciptakan manusia tidak
ada tujuannya. Nah dalam islam allah berfirman:
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ
بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui." (Al baqoroh 2:30)
قَالُواْ
أُوذِينَا مِن قَبْلِ أَن تَأْتِينَا وَمِن بَعْدِ مَا جِئْتَنَا قَالَ عَسَى
رَبُّكُمْ أَن يُهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الأَرْضِ فَيَنظُرَ
كَيْفَ تَعْمَلُونَ
Kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun)
sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang . Musa menjawab:
"Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), maka Allah
akan melihat bagaimana perbuatanmu . (Al a’raf 7:129)
يَا
دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُم بَيْنَ النَّاسِ
بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ
الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا
يَوْمَ الْحِسَابِ
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi,
maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang
berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (shaad 38:28)
Bisa disimpulkan dari ayat-ayat diatas bahwa prinsipnya,
manusia diciptakan didunia ini untuk membangun masyarakat dari segala aspek.
Khusunya dari segi system pemerintahan. Misalnya system politik, system
ekonomi, sitem pendidikan, system pengelolahan sumder daya, dsb. Penjelasan ini
diperkuat lagi oleh surat (shaad 38:28)
Bahwa kita harus memutuskan perkara diantara manusia
bedasarkan hukum-hukum keseimbangan bukan bedasarkan nafsu. Sekilas memang agak
umum makna khalifah diatas jika kita memahami hanya dari aspek bahasa atau arti
dari ayat tersebut. Disini penulis akan menggunakan pendekatan filosofis
munculnya masyarakat agar bisa menelaah lebih dalam lagi.
Manusia itu memiliki 2 perangkat dasar yaitu fisik dan
non-fisik. Dengan adanya 2 perangkat tersebut, munculah kebutuhan/fitrah.
Misalnya rasa lapar, haus, seksual dsb. Dan kebutuhan-kebutuhan manusia tadi,
itu tidak bisa dipenuhi secara individual atau secara tidak langsung, kita
membutuhkan orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhan kita. Dalam ekonomi,
manusia sering disebut sebagai makhluk social. Karena dalam memenuhi kebutuhan
hidup kita tidak bisa sendiri. Contohnya ketika kita lapar, kita membutuhkan
petani agar bisa mendapatkan beras. Ketika kita sakit, kita butuh dokter karena
dia lebih menguasai dalam bidang ilmu kesehatan. Dalam hal keamanan, kita
membutuhkan bantuan orang-orang militer, seperti tentara, polisi dsb. Disini
bisa ditarik kesimpulan bahwa manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri
sehingga manusia diharuskan untuk bermasyarakat agar semua fitrah kebutuhannya
terpenuhi. Tetapi jika yang ada hanya masyarakat saja, tanpa berlakunya
standart aturan yang baku, bisa dipastikan yang terjadi adalah kerusakan. Sehingga
disinilah masnusia berupaya memuat sebuah system pemerintahan yang bertujuan
untuk, mengatur, mengkoordinir anggota-anggota masyarakatnya agar bisa mencapi
tujuan masyarakat tersebut. Misalnya, agar tercipta masyarakat yang cerdas,
berilmu, maka dibentuklah system pendidikan. Agar jalur keuangan dan kesejahteraan
rakyat terjamin, maka dibentuklah system ekonomi. Agar kekuasan tidak ada yang
semena-mena dibentuklah system politik. Coba bayangkan jika ada suatu
masyarakat, tetapi tidak ada sistemnya. Misalnya tidak ada sistemn pendidikan.
Yang terjadi justru kebodohan. Bayangkan jika tidak ada system ekonomi, jamian
kesejahteraan rakyat sangat jauh dar kata “makmur”. Nah, tetapi pada realitasnya sangat berlawanan
dengan teori tadi. Korupsi dimana-mana, tidak mampunya kita dalam mengelola
sumber daya alam, rusaknya moral dsb. Nah.. Disinilah tugas kita sebagai umat yang beragama
islam yang disebutkan Allah dalam surat Al baqoroh (2:30), (Al a’raf 7:129),
(shaad 38:28), bahwa kita harus membangun segala aspek-aspek yang ada
dimasyarakat. Mulai dari system masyarakatnya, dan individu masyarakat itu
sendiri. Karena dengan terbangunnya segala aspek-aspek tadi, akan mendatangkang
kebahagiaan bagi kita semua karena terciptanya masyarakat yang thoyibah, saling
mengerti, dan harmonis. Selama sitem yang ada dimasyarakt belum terbangun, yang
akan terkena dampaknya juga kita sendiri. Misalnya, harga-harga kebutuhuan naik
dikarenakan pemerintah tidak bisa mengolah SDA yang melimpah di Negara ini.
Adanya korupsi yang menyebabkan kemiskinan semakin merajalela, kemakmuran
masyarakat sangat jauh dari kata “cukup”. Tidak mampunya pemerintah dalam
memanajemen masyarakatnya sehingga banyak sekali pihak-pihak yang dirugikan.
Nah inilah teman-temanku sekalian tugas kita sebagai orang yang berikrar
sebagai orang islam. Inilah tujuan hidup kita atau cita-cita kita bersam. Jika
kita melihat jalan hidup rasul terdahulu, mereka banting tulang untuk membangun
masyarakat demi terwujudnya masyarakat yang thoyibah. Pahlawan besar kita
rasululullah SAW beliau yang berjuang mati-matian merubah arab yang jika kita
umpamakan dizaman sekarang, kondisi arab yang seperti Indonesia bisa menjadi
Negara besar bahkan bisa megalahkan Persia dizaman itu, kalau perumpamaannya
sekarng seperti amerika. Begitu kerasnya perjuangan nabi Ibrahim yang rela
meninggalkan orangtuanya demi menegakkan masyarakat thoyibah. Meninggalkan
harta kekayaannya demi perjuangan membangun masyarakat. Khadijah istri nabi
Muhammad yang dulunya kaya, habis hartanya demi menegakkan pembangunan
masyarakat. Memang disadari dalam menjalani semua itu, dibutuhkan pengorbanan
dan perjuangan yang sangat besar. Mulai dari kekayaan materi, jabatan, mapun
kekuasaan. Karena semua hidup kita, kita arahkan hanya untuk satu tujuan, yaitu
untuk membangun masyarakat. Tetapi dengan terbangunnya masyarakat, pasti akan
mendatangkan kebahagiaan bagi kita semua dan pengorbanan kita selama ini, pasti
tidak akan sia-sia. Diakhir pembahsan saya kali ini saya ingin mengutip sebuah
surat yang mulia dari (Ali 'Imran 3:142)
أَمْ
حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُواْ الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّهُ الَّذِينَ
جَاهَدُواْ مِنكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata
orang-orang yang sabar.
SALAM……..
0 komentar: